Pertama kali yang terlintas kata gandaria adalah nama mal
besar di Jakarta selatan . di blog kali
ini saya akan membahas gandaria bukan nama jalan atau nama mall akan tetapi
buah gandaria.
Aku kurang tahu bagaimana rasanya buah gandaria dan seperti
apa buah gandaria? Bahkan aku berpesan pada mama :”nitip beliin kalo di pasar
ketemu buah gandaria”. Di pasar
tradisional johar baru ada pedagang yang menjual buah gandaria akan
tetapi tidak setiap hari ada buah tersebut.
Sampai akhirnya di sore hari tetanggaku membawa seplastik
kecil buah gandaria. Bagaikan mendapat buah durian runtuh. Senangnya bisa
ketemu dan mendapatkan buah gandaria.
Sudah mendapatkan
buah ini tapi aku binggung karna buah ini mau ku apain?. Aku sangat beruntung
mempunyai tetangga yang mau mengajarkan mengelola buah gandaria.
Tetanggaku bilang buah ini enaknya buat sambal. Caranya sih
sama saja kalau kita membuat sambal terasi
lalu setelah jadi sambal terasi baru dimasukin buah gandaria dan ulek
kasar saja.
Mendapat pelajaran dari tetanggaku, besok paginya aku
langsung membuatnya sesuai yang di ajarkan tetanggaku.
Menurutku ini buah gandaria berbeda dari buah yang
kebanyakan aku lihat karna saat aku membelah buah ini terdapat biji buah yang
berwarna unggu. Aku penasaran dengan rasa buah ini, akhirnya ku cicipi rasa
buah ini dan akhirnya matakujadi berkeling dan jidatku jadi mengerucut karna
buah ini rasanya asem banget.
Sensasi makan sambal gandaria adalah pertama aku rasakan antara
perpaduan wanginya aroma terasi, pedasnya rasa cabe berpadu dengan rasa
kecutnya dari buah gandaria.
Rasa berbeda dari sambal yang pernah aku buat dan aku makan.
Makanya kalau sudah mencicipi bikin pengan nambah makan.
saya sendiri belum pernah mencoba makan buah gandaria, tapi ternyata buah ini juga terkenal di kampung saya, di Tulehu, Ambon, Maluku Tengah :)
BalasHapus