Senin, 28 Maret 2016

sambal gandaria, sambal tempo doeloe

Posted by Mporatne on 02.44.00 with 1 comment





Pertama kali yang terlintas kata gandaria adalah nama mal besar di Jakarta selatan .  di blog kali ini saya akan membahas gandaria bukan nama jalan atau nama mall akan tetapi buah gandaria.

Aku kurang tahu bagaimana rasanya buah gandaria dan seperti apa buah gandaria? Bahkan aku berpesan pada mama :”nitip beliin kalo di pasar ketemu buah gandaria”. Di pasar  tradisional johar baru ada pedagang yang menjual buah gandaria akan tetapi tidak setiap hari ada buah tersebut.

Sampai akhirnya di sore hari tetanggaku membawa seplastik kecil buah gandaria. Bagaikan mendapat buah durian runtuh. Senangnya bisa ketemu dan mendapatkan buah gandaria.

 Sudah mendapatkan buah ini tapi aku binggung karna buah ini mau ku apain?. Aku sangat beruntung mempunyai tetangga yang mau mengajarkan mengelola buah gandaria.

Tetanggaku bilang buah ini enaknya buat sambal. Caranya sih sama saja kalau kita membuat sambal terasi  lalu setelah jadi sambal terasi baru dimasukin buah gandaria dan ulek kasar saja.

Mendapat pelajaran dari tetanggaku, besok paginya aku langsung membuatnya sesuai yang di ajarkan tetanggaku. 

Menurutku ini buah gandaria berbeda dari buah yang kebanyakan aku lihat karna saat aku membelah buah ini terdapat biji buah yang berwarna unggu. Aku penasaran dengan rasa buah ini, akhirnya ku cicipi rasa buah ini dan akhirnya matakujadi berkeling dan jidatku jadi mengerucut karna buah ini rasanya asem banget.
Sensasi makan sambal gandaria adalah pertama aku rasakan antara perpaduan wanginya aroma terasi, pedasnya rasa cabe berpadu dengan rasa kecutnya dari buah gandaria.

Rasa berbeda dari sambal yang pernah aku buat dan aku makan. Makanya kalau sudah mencicipi bikin pengan nambah makan.


1 komentar:

  1. saya sendiri belum pernah mencoba makan buah gandaria, tapi ternyata buah ini juga terkenal di kampung saya, di Tulehu, Ambon, Maluku Tengah :)

    BalasHapus