Aku masih ingat sewaktu SD aku
sedang di main lalu aku lari pulang kerumah tepatnya ke ruang tengah menemui mamaku dan aku berkata
pada mamaku : “mama, nenek ica (biasa ku sebut namanya) meninggal dunia tadi di
umumin di masjid “. Lalu mamaku menuturkan “ iya “. Lalu aku bertanya lagi
kepada mama : “mama, kalo nenek ica meninggal, lalu aku gak bisa makan geplak buatan
nenek dong “.
mamaku hanya terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaanku .
sebenarnya aku sendiri tak tahu kenapa aku bertanya seperti itu kepada mama . apakah karna aku sangat suka makanan buatan nenek ica atau aku suka makan geplak .
mamaku hanya terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaanku .
sebenarnya aku sendiri tak tahu kenapa aku bertanya seperti itu kepada mama . apakah karna aku sangat suka makanan buatan nenek ica atau aku suka makan geplak .
Lalu siapakah nenek ica ? nenek
ica adalah tetanggaku . kebetulan nenek ica adalah teman nenekku. Keluarga kami
sangat dekat.nenek ica berasal dari betawi.
Setelah beberapa hari kemudian
mamaku berkata padaku : “bahwa mama bercerita tentang ketakutanku yang tidak
bisa lagi makan geplak lagi kepada uwa ian (anaknya mama ica) dan uwa ian
berkata si febri masih bisa menikmati geplak karna ilmu untuk membuat geplak
sudah diajarkan ke anak anaknya”.
Puji sykur kepada allah ternyata
sampai sekarang aku masih bisa menikmati geplak.
Dari pengalamanku ini aku bisa
mengambil hikmah bahwa kuliner khusus betawi harus ada regenerasi untuk
membuatnya dan harus ada orang yang memperkenalkan kuliner betawi kepada
generasi muda agar kuliner betawi tidak punah.
0 komentar:
Posting Komentar